Di saat kita melakukan pulang ke
kampung halaman untuk beberapa saat atau istilah kerennya mudik untuk menikmati
liburan di kampung halaman, tentu istri / suami dan anak kita bepergian semua
ke rumah orang tua / mertua kita di kampung. Dan tentu saja di sana kita
liburan tidak hanya barang sehari akan tetapi beberapa hari, satu minggu, atau
lebih.
Dan pada saat inilah, anak kita
tentu akan sangat disayang oleh nenek dan kakeknya, dan hanya dalam waktu
singkat pun anak kita akan sangat dekat dengan nenek ataupun kakaknya yang
cenderung menuruti apapun permintaan dari cucu tersayangnya.
Sebagai orang tua biasanya saat anak
kita dekat dengan nenek / kakeknya, maka anak kita dengan orang tuapun
cenderung berkurang kedekatannya. Hal ini wajar, di mana anak cenderung dekat
dengan orang-orang yang mau melayani dan memenuhi segala permintaannya.
Dan puncaknya ketika kita akan
kembali pulang ke rumah sendiri, maka sang anak akan cenderung malas, karena ia
ingin bersekolah dan bersama nenek / kakeknya saja. Dilema ini seringkali
timbul pada beberapa keluarga, tak terkecuali saya juga pernah mengalami hal
demikian, di mana anak saya saat mau pulang, ia malah menangis tidak mau ikut
kami, tapi mau tinggal bersama dengan neneknya, terlebih di sana, ada pamannya
yang masih kecil, dan juga bibinya yang masih sekolah.
Akhirnya saya dan isteri pun merayu
sedemikian rupa, beli inilah, jalan kesitulah, dan sebagainya, hinnga anak saya
pun mau ikut balik dengan kami. Dan di tengah-tengah perjalanan, anak saya pun
masih seringkali menangis minta balik ke rumah kakek – neneknya ketika melihat
photo-photo yang berhubungan dengan kampung halaman isteri saya.
Dari sinilah saya menemukan
pelajaran langsung yang berharga, di mana anak-anak cenderung menyukai
kebebasan berekspresi, kebebasan memilih teman bermain dan sebagainya. Akan
tetapi kita sebagai orang tua harus benar-benar memilah dan memilih agar
kebebasan yang kita berikan kepada anak kecil kita masih dalam batasan positif
dalam membangun pondasi pendidikannya kelak.
Hal ini tentu saja berbeda ketika
anak kita sudah pada usia sekolah, mungkin ia sudah memiliki teman bermain di
sana, hemz tahun depan anak saya harus masuk PAUD nich agar tiap pulang
kampung, ia mau diajak balik karena rindu dengan teman-teman bermainnya. PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) akan memberikan
Pendidikan Anak Usia Dini penting
untuk mengisi sekaligus mempersiapkan anak kita untuk menempuh pendidikan pada
jenjang sekolah dasar nantinya. Karena di PAUD, sang anak telah dirangsang
seluruh potensi kecerdasan untuk tumbuh dan berkembang berdasarkan minat dan
bakatnya dengan sistem pendidikan yang efektif dan menyenangkan serta telah
diberikan kesempatan yang cukup dalam mengoptimalkan semua aspek perkembangan
pendidikannya di PAUD mulai dari aspek motorik, aspek sosial, aspek spiritual,
hingga aspek kognitif secara berkesinambungan, sehingga ia akan lebih siap
untuk masuk di SD nantinya.
Dan yang tak kalah pentingnya adalah
kita sebagai orang tua, selalu introspeksi sekaligus mau belajar serta
memperbaiki diri untuk menjadi orang tua sekaligus pendidik yang baik dalam
lingkungan keluarga bagi putra-putrinya khususnya dalam pola pendidikan kita di
rumah agar kita bisa menjadi orang tua yang bisa dijadikan sang anak sebagai panutan
sekaligus teman bermain yang menyenangkan bagi anak-anak kita, agar sang anak
tercintapun betah dan selalu mau kembali ke rumahnya.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.